
Gorengan si renyah, gurih, dan menggoda merupakan camilan favorit banyak orang di Indonesia dan juga Malaysia. Namun dibalik kenikmatannya, ahli kesehatan memperingatkan konsumsi gorengan secara berlebihan meningkatkan risiko penyakit serius, termasuk kanker.
baca juga bahaya remehkan penyakit lambung
Mengapa Gorengan Bisa Berbahaya?

Menurut para dokter dan ahli gizi, proses menggoreng pada suhu tinggi dapat menghasilkan senyawa berbahaya seperti akrilamida. terutama jika makanan yang di goreng ini mengandung pati atau (seperti kentang atau pisang dan lainnya).
Akrilamida adalah zat kimia yang terbentuk saat makanan dimasak suhu tinggi peningkatan risiko kanker dalam studi laboratorium.
Selain rasanya yang menggoda, gorengan menyimpan risiko tersembunyi yang patut kita waspadai, apalagi menggunaan minyak jelantah. Atau minyak yang dipanaskan berulang kali dapat menghasilkan radikal bebas, molekul berbahaya yang merusak sel tubuh.
Dan mempercepat proses penuaan serta memicu penyakit kronik, ditambah dengan lemak trans yang terbentuk semasa proses menggoreng. Yang diketahui dapat mencetuskan peradangan, mengganggu metabolisme, dan juga meningkatkan risiko penyakit jantung juga penykit kronis lainnya.
Lebih membimbangkan, gorengan biasanya tinggi kalori tetapi rendah nilai gizi, menjadikannya penyumbang utama kepada terjadinya obesitas. salah satu faktor risiko utama bagi kanker, Jadi, gorengan bukanlah pilihan terbaik untuk kesehatan jangka panjang.
Menikmati Gorengan Tanpa Merusak Kesehatan?

Buat kamu yang masih sulit lepas dari gorengan, tenang saja kamu nggak harus sepenuhnya berhenti loh. Dengan beberapa langkah cerdas ini, kamu tetap bisa menikmati renyahnya gorengan tanpa harus mengorbankan Kesehatan kamu.
Mulailah dengan memilih minyak yang stabil pada suhu tinggi, seperti minyak kelapa atau minyak zaitun ringan. dan hindari penggunaan minyak sawit yang sudah dipakai berulang kali, gorengan sebagai camilan sesekali, bukan makanan harian.
Saat menggoreng, jaga suhu di kisaran 160–180°C agar tidak terbentuk akrilamida, yang bisa berisiko bagi tubuh. Setelah matang, tiriskan minyak berlebih dengan tisu dapur supaya asupan lemak jenuh bisa dikurangi dan tidak beminyak. Dan untuk menyeimbangkan, padukan gorengan ini makan dengan sayuran segar bersama yang kaya serat dan antioksidan.
Kalau ingin versi yang lebih sehat, coba gunakan air fryer atau panggang agar tetap renyah tanpa minyak.
Gorengan dengan Radikal Bebas

Minyak bekas yang digunakan berulang kali, atau dikenal sebagai jelantah, dapat melewati titik asap dan mengalami oksidasi. Proses ini menghasilkan radikal bebas zat berbahaya merusak sel tubuh dan meningkatkan risiko kanker, stroke, serta jantung. Tak hanya itu, gorengan juga memicu peradangan kronis akibat kandungan lemak trans dan zat sisa minyak rusak.
Senyawa inflamasi yang terbentuk dapat memperparah kondisi seperti artritis, asma, dan juga gangguan autoimun juga loh. Dalam jangka panjang, turut mengganggu keseimbangan hormon leptin dan insulin, yang mengatur rasa lapar dan metabolisme. Akibatnya, tubuh bisa mengalami resistensi insulin dan kesulitan mengelola berat badan, ancaman yang tak boleh dianggap remeh.